Colonial exterior design menawarkan pesona klasik yang abadi, dipadukan dengan potensi adaptasi ke dalam desain modern. Gaya arsitektur ini, yang mencakup berbagai corak seperti Kolonial Amerika, Perancis, dan Spanyol, menawarkan keindahan estetika dan ketahanan material. Dari elemen dekoratif yang rumit hingga teknik konstruksi yang kokoh, desain eksterior kolonial menghadirkan daya tarik unik yang tetap relevan hingga saat ini.
Artikel ini akan membahas secara mendalam berbagai aspek desain eksterior kolonial, mulai dari deskripsi umum hingga inspirasi modern. Kita akan menjelajahi material, teknik konstruksi, elemen dekoratif, dan gaya arsitektur yang berbeda, serta cara mengaplikasikannya dalam perencanaan dan tata letak yang harmonis. Dengan pemahaman yang komprehensif, Anda dapat memanfaatkan pesona klasik ini dalam menciptakan hunian yang indah dan berkarakter.
Deskripsi Desain Eksterior Kolonial
Desain eksterior kolonial merepresentasikan gaya arsitektur yang kaya dan beragam, dipengaruhi oleh berbagai budaya dan periode sejarah. Gaya ini menampilkan karakteristik unik yang mencerminkan pengaruh kolonial di berbagai belahan dunia.
Gambaran Umum Desain Eksterior Kolonial
Desain eksterior kolonial, secara umum, ditandai oleh penggunaan material alami, simetri, dan elemen dekoratif yang rumit. Gaya ini sering kali memadukan elemen-elemen tradisional dengan sentuhan modern, menciptakan tampilan yang elegan dan tahan lama.
Ciri-ciri Utama Desain Eksterior Kolonial
- Gaya Arsitektur: Desain kolonial bervariasi, tergantung pada wilayah dan pengaruh kolonialnya. Contohnya, gaya Kolonial Amerika sering ditandai dengan atap gable yang tinggi, sedangkan Kolonial Perancis dikenal dengan detail arsitektur yang rumit dan penggunaan baluster yang indah.
- Material Bangunan: Penggunaan material alami seperti kayu, batu, dan bata merupakan ciri khas. Material-material ini dipilih karena ketahanan dan keindahannya, memberikan tampilan yang alami dan berkelas.
- Elemen Dekoratif: Elemen dekoratif seperti ukiran, pilaster, dan jendela berbingkai merupakan ciri khas. Bentuk dan detail elemen ini bervariasi tergantung pada gaya kolonial tertentu.
Perbandingan Gaya Kolonial
Gaya Kolonial | Gaya Arsitektur | Material Bangunan | Elemen Dekoratif |
---|---|---|---|
Kolonial Amerika | Atap gable, penggunaan kayu, dan detail sederhana. | Kayu, batu, bata. | Jendela dengan bingkai sederhana, pintu berpanel, dan ornamen ukiran halus. |
Kolonial Perancis | Atap mansard, penggunaan batu, dan detail rumit. | Batu, kayu, dan kadang-kadang bata. | Jendela dengan bingkai berukir, pintu dengan panel rumit, dan ornamen ukiran yang kompleks. |
Kolonial Spanyol | Atap berteras, penggunaan bata, dan ornamen yang melimpah. | Bata, batu, dan kayu. | Jendela dengan ornamen berukir, pintu dengan detail melimpah, dan ornamen dekoratif yang ekspresif. |
Contoh Elemen Dekoratif, Colonial exterior design
- Jendela: Jendela berbingkai kayu dengan detail ukiran halus atau jendela dengan bentuk lengkung (seperti yang sering dijumpai pada gaya Kolonial Perancis). Ukuran dan desain jendela bervariasi sesuai dengan gaya arsitekturnya.
- Pintu: Pintu berpanel dengan detail ukiran yang rumit, atau pintu dengan bentuk lengkung. Bahan dan detail pintu juga disesuaikan dengan gaya kolonial yang diadopsi.
- Atap: Atap gable, atap mansard, atau atap berteras, tergantung pada gaya kolonial yang diterapkan. Material atap juga bervariasi, seperti genteng tanah liat, genting beton, atau seng.
- Ornamen: Ukiran pada dinding, tiang, dan elemen dekoratif lainnya. Ornamen ini dapat berupa motif bunga, geometri, atau simbol-simbol tertentu, yang mencerminkan pengaruh budaya dan periode sejarahnya.
Ilustrasi Visual Desain Eksterior Kolonial
Ilustrasi visual akan menggambarkan penggunaan material kayu yang alami, dengan tekstur yang halus dan warna yang hangat. Detail arsitektur, seperti ukiran pada jendela dan pintu, akan ditampilkan dengan jelas. Pola dan simetri dalam desain akan terlihat, menciptakan tampilan yang harmonis dan elegan. Penggunaan batu bata atau batu alam pada bagian dinding akan diilustrasikan, dengan corak dan tekstur yang alami.
Warna-warna yang digunakan akan mencerminkan nuansa alam, seperti krem, coklat, atau abu-abu, yang sering digunakan dalam desain kolonial.
Material dan Teknik Konstruksi
Desain eksterior kolonial kerap memadukan berbagai material dan teknik konstruksi yang mencerminkan pengaruh budaya dan teknologi masa lalu. Penggunaan material yang tepat dan teknik konstruksi yang terampil memastikan bangunan tahan lama dan menampilkan keindahan estetika khas.
Material Bangunan yang Sering Digunakan
Bangunan bergaya kolonial umumnya memanfaatkan material yang tersedia dan mudah didapatkan pada zamannya. Beberapa material yang lazim digunakan meliputi kayu, batu bata, batu alam, dan terkadang logam seperti besi cor.
- Kayu: Memiliki kekuatan dan fleksibilitas yang tinggi, kayu sering digunakan untuk konstruksi rangka bangunan, terutama pada bagian-bagian seperti pintu, jendela, dan elemen dekoratif. Jenis kayu yang digunakan bisa bervariasi tergantung ketersediaan lokal dan kualitas yang diinginkan.
- Batu Bata: Memiliki daya tahan yang baik terhadap cuaca dan relatif mudah dibentuk, batu bata menjadi material penting untuk dinding bangunan. Warna dan tekstur batu bata dapat divariasikan untuk mencapai efek estetika yang diinginkan.
- Batu Alam: Untuk elemen-elemen tertentu seperti pilar, dinding, atau ornamen, batu alam sering dipilih untuk memberikan sentuhan kemewahan dan daya tahan yang tinggi. Jenis batu alam yang digunakan bisa beragam, tergantung ketersediaan lokal dan preferensi desain.
- Logam (Besi Cor): Logam seperti besi cor, meskipun tidak selalu dominan, sering digunakan untuk elemen-elemen dekoratif seperti pagar, jendela, atau detail ornamen. Ketahanan dan kekuatan logam ini menjadikan pilihan yang baik untuk elemen-elemen yang memerlukan daya tahan tinggi.
Teknik Konstruksi Khas
Teknik konstruksi pada bangunan kolonial seringkali terinspirasi oleh teknik-teknik tradisional dan keahlian tukang pada masanya. Beberapa teknik yang lazim digunakan meliputi penggunaan pasak, sambungan interlocking, dan teknik pengikatan yang kuat untuk memastikan struktur bangunan yang kokoh.
- Penggunaan Pasak: Pasak digunakan untuk menyambungkan bagian-bagian kayu secara kuat dan tahan lama, menciptakan konstruksi yang kokoh. Teknik ini memastikan sambungan yang kuat dan mencegah kerusakan pada struktur.
- Sambungan Interlocking: Sambungan interlocking pada elemen-elemen kayu atau batu menciptakan struktur yang terintegrasi secara kuat. Teknik ini memberikan stabilitas dan kekuatan pada bangunan.
- Teknik Pengikatan yang Kuat: Penggunaan teknik pengikatan yang kuat, seperti penggunaan mortar yang tepat pada batu bata atau batu alam, sangat penting untuk memastikan kestabilan dan ketahanan struktur bangunan.
Daftar Material dan Karakteristik
Material | Karakteristik | Kegunaan dalam Desain Eksterior Kolonial |
---|---|---|
Kayu | Kuatan dan fleksibilitas tinggi, mudah dibentuk, beragam jenis | Rangka bangunan, pintu, jendela, ornamen |
Batu Bata | Tahan lama, mudah dibentuk, beragam warna dan tekstur | Dinding bangunan, detail struktural |
Batu Alam | Tahan lama, estetika tinggi, beragam jenis dan tekstur | Pilar, dinding, ornamen, elemen dekoratif |
Besi Cor | Tahan lama, kuat, dapat dibentuk | Pagar, jendela, ornamen, elemen dekoratif |
Ilustrasi Penggunaan Material
Ilustrasi penggunaan material bata, kayu, dan batu dalam desain eksterior kolonial akan menunjukkan detail konstruksi yang khas. Misalnya, ilustrasi akan memperlihatkan bagaimana batu bata disusun untuk membentuk dinding dengan teknik plesteran yang tepat. Ilustrasi juga akan memperlihatkan detail sambungan kayu pada konstruksi rangka atap atau pintu dengan penggunaan pasak. Gambar penggunaan batu alam akan menampilkan detail pengikatan dan penataan batu alam untuk membentuk elemen struktural seperti pilar atau dinding.
Perlu diingat bahwa ilustrasi ini bersifat umum dan dapat bervariasi tergantung pada gaya dan periode kolonial yang spesifik.
Elemen-Elemen Dekoratif
Desain eksterior kolonial kaya akan elemen dekoratif yang memberikan karakteristik unik pada bangunan. Elemen-elemen ini tidak hanya memperindah tampilan, tetapi juga merefleksikan pengaruh budaya dan sejarah masa lalu.
Penggunaan Ornamen pada Bangunan
Ornamen-ornamen seperti ukiran, relief, dan detail arsitektur lainnya, merupakan elemen penting dalam desain kolonial. Keindahan dan ketelitian dalam pengerjaan ornamen ini seringkali menjadi ciri khas dari bangunan-bangunan bergaya kolonial.
- Ukiran pada Pintu dan Jendela: Ukiran halus atau detail rumit sering menghiasi bingkai pintu dan jendela. Motif-motif seperti ukiran daun, bunga, atau geometrik memberikan sentuhan artistik dan nilai estetika pada bangunan. Contohnya, pada rumah bergaya Kolonial Belanda, ukiran pada pintu seringkali berbentuk palang atau kombinasi motif yang khas.
- Relief pada Fasad: Relief pada dinding eksterior dapat berupa gambaran tokoh, pemandangan, atau motif lainnya. Relief ini menambah kedalaman dan karakter pada fasad bangunan, seperti relief ukiran kepala manusia atau binatang pada bangunan berarsitektur Kolonial Spanyol.
- Detail pada Atap: Bentuk atap dan detailnya juga turut berkontribusi pada elemen dekoratif. Atap bergelombang atau dengan corak khusus memberikan karakteristik yang unik, seperti atap bergelombang dengan ornamen batu bata pada gaya Kolonial Inggris.
Contoh Penerapan Elemen Dekoratif
Elemen Dekoratif | Contoh Penerapan dalam Desain | Fungsi dan Makna |
---|---|---|
Ukiran pada bingkai jendela | Rumah bergaya Kolonial Belanda dengan ukiran palang pada bingkai jendela | Menambah keindahan estetika dan merefleksikan pengaruh budaya Belanda. |
Relief pada dinding | Bangunan bergaya Kolonial Spanyol dengan relief kepala manusia atau detail pemandangan | Menambahkan kedalaman visual dan representasi budaya Spanyol. |
Detail ornamen pada atap | Rumah bergaya Kolonial Inggris dengan atap bergelombang dan detail batu bata | Memberikan karakteristik unik pada bangunan dan mencerminkan pengaruh gaya arsitektur Inggris. |
Ilustrasi Detail Elemen Dekoratif
Ilustrasi elemen dekoratif dapat berupa gambar ukiran pada bingkai jendela yang menampilkan motif daun atau bunga dengan detail yang rumit. Relief pada dinding dapat diilustrasikan dengan gambar ukiran relief yang menampilkan sosok manusia atau motif geometris. Detail ornamen pada atap dapat digambarkan dengan gambar atap bergelombang dengan detail batu bata atau genteng yang berpola. Penggambaran ini akan memberikan pemahaman visual yang lebih jelas tentang elemen dekoratif tersebut.
Gaya Arsitektur Kolonial yang Berbeda
Arsitektur kolonial, yang terinspirasi dari berbagai budaya penjajah, menampilkan beragam gaya yang mencerminkan karakteristik regional dan pengaruh historis. Masing-masing gaya memiliki ciri khas dalam penggunaan material, elemen dekoratif, dan tata letak bangunan. Pemahaman terhadap variasi gaya ini penting untuk menghargai kekayaan warisan arsitektur kolonial.
Gaya-Gaya Arsitektur Kolonial
Berikut adalah beberapa gaya arsitektur kolonial yang umum, beserta karakteristik utamanya:
- Kolonial Amerika: Gaya ini didominasi oleh kesederhanaan dan fungsionalitas. Rumah-rumah kolonial Amerika umumnya bercirikan atap pelana, jendela-jendela berbingkai sederhana, dan penggunaan material lokal seperti kayu. Ciri khas lainnya adalah penggunaan teras dan porches yang luas untuk menikmati udara segar. Bangunan ini sering kali memiliki dinding yang kokoh, dan bentuk-bentuk yang tegas.
- Kolonial Perancis: Gaya ini lebih rumit dan dekoratif dibandingkan gaya Kolonial Amerika. Rumah-rumah Kolonial Perancis sering kali menampilkan atap mansard atau gable yang lebih kompleks, penggunaan ornamen seperti ukiran kayu dan elemen batu, serta jendela dengan bingkai yang rumit. Penggunaan warna yang lebih cerah dan pola yang lebih dekoratif juga menjadi ciri khasnya. Material bangunan yang umum digunakan meliputi kayu, batu, dan bata.
- Kolonial Spanyol: Gaya ini ditandai dengan penggunaan warna-warna cerah, seperti merah, kuning, dan oranye. Atap bangunan sering kali berbahan genting merah, dan dindingnya menggunakan batu bata atau bata yang dihias dengan pola-pola tertentu. Ciri khas lainnya adalah penggunaan elemen-elemen dekoratif seperti balkon, ornamen, dan hiasan mural. Bentuk-bentuk bangunan yang khas, seperti arsitektur rumah dengan halaman depan yang luas, juga merupakan ciri penting dari gaya ini.Penggunaan batu bata atau bata, serta elemen-elemen seperti kisi-kisi, juga sering ditemukan.
Karakteristik Utama
Gaya | Karakteristik Utama | Material Bangunan | Elemen Dekoratif |
---|---|---|---|
Kolonial Amerika | Kesederhanaan, fungsionalitas, atap pelana, jendela sederhana, penggunaan material lokal. | Kayu, batu, bata | Teras, porches, dinding kokoh, bentuk tegas. |
Kolonial Perancis | Dekoratif, atap mansard/gable kompleks, ornamen kayu/batu, jendela berbingkai rumit, warna cerah. | Kayu, batu, bata | Ukiran kayu, elemen batu, pola dekoratif, jendela berbingkai rumit. |
Kolonial Spanyol | Warna cerah, atap genting merah, dinding batu bata/bata, elemen dekoratif seperti balkon, ornamen, hiasan mural. | Batu bata, bata, kayu | Balkon, ornamen, hiasan mural, kisi-kisi, halaman depan luas. |
Contoh Bangunan
Contoh-contoh bangunan dengan gaya arsitektur kolonial yang berbeda dapat ditemukan di berbagai kota dan wilayah. Bangunan-bangunan ini sering kali menjadi bukti dari warisan arsitektur yang kaya dan beragam dari berbagai era kolonial.
Rumah-rumah bergaya Kolonial Amerika seringkali ditemukan di daerah pedesaan dengan ciri khasnya yang sederhana dan fungsional. Sebaliknya, rumah-rumah Kolonial Perancis seringkali dijumpai di daerah perkotaan dengan detail arsitektur yang lebih rumit. Sementara rumah-rumah Kolonial Spanyol seringkali menonjol dengan warna-warna cerah dan ornamen-ornamennya yang khas.
Konsep Perencanaan dan Tata Letak
Desain eksterior kolonial menekankan pada perencanaan dan tata letak yang harmonis, menciptakan ruang yang fungsional dan estetis. Prinsip-prinsip ini berakar pada kebutuhan akan kenyamanan dan keindahan, serta mempertimbangkan faktor lingkungan seperti pencahayaan dan sirkulasi udara. Tata letak yang tepat juga memengaruhi privasi penghuni dan karakteristik bangunan secara keseluruhan.
Prinsip Perencanaan dan Tata Letak
Prinsip-prinsip utama perencanaan dan tata letak dalam desain eksterior kolonial mencakup keselarasan, proporsi, dan keseimbangan. Hal ini menciptakan tampilan yang serasi dan terorganisir. Selain itu, pertimbangan terhadap pencahayaan alami, sirkulasi udara, dan privasi merupakan bagian integral dari perencanaan.
Pengaruh Tata Letak pada Tampilan dan Fungsi Bangunan
Tata letak yang baik memengaruhi tampilan bangunan secara keseluruhan. Susunan ruang yang harmonis menciptakan estetika yang khas. Selain itu, tata letak yang memperhatikan sirkulasi udara dan pencahayaan akan menciptakan suasana yang nyaman dan sehat di dalam bangunan. Perencanaan yang tepat juga memberikan privasi yang memadai bagi penghuni.
Contoh Diagram Tata Letak
Diagram tata letak akan menunjukkan susunan ruang, penempatan elemen eksterior seperti teras, taman, dan carport, serta hubungan antar ruang. Penempatan yang tepat dari elemen-elemen ini memengaruhi aliran sirkulasi udara dan pencahayaan alami. Contoh tata letak bisa berupa denah lantai dengan penempatan jendela, pintu, dan elemen dekoratif lainnya. Tata letak ini juga perlu mempertimbangkan kebutuhan ruang untuk kegiatan di luar ruangan, seperti bersantai atau menerima tamu.
Tata Letak 1 | Tata Letak 2 |
---|---|
Tata letak ini memiliki teras depan yang luas, dengan pintu masuk yang menonjol. Hal ini menciptakan kesan mewah dan elegan. Taman yang terintegrasi dengan bangunan memberikan sentuhan alami. | Tata letak ini menekankan pada ruang terbuka dengan penggunaan balkon dan teras yang terhubung. Hal ini menciptakan suasana yang lebih terbuka dan memungkinkan aliran udara yang baik. Penggunaan pergola atau kanopi dapat memberikan privasi dan naungan. |
Ilustrasi Tata Letak Berbeda
Ilustrasi visual akan menunjukkan bagaimana pencahayaan alami, sirkulasi udara, dan privasi diterapkan pada berbagai tata letak. Ilustrasi ini dapat berupa sketsa atau model 3D sederhana. Perhatikan bagaimana jendela dan pintu dirancang untuk memaksimalkan pencahayaan alami dan sirkulasi udara, serta bagaimana elemen-elemen lain seperti pagar atau dinding dapat memberikan privasi. Ilustrasi akan memperlihatkan contoh penggunaan teras yang terhubung dengan ruang tamu untuk menciptakan ruang transisi yang nyaman.
Ruang Terbuka dan Keterkaitannya
Konsep ruang terbuka sangat penting dalam desain eksterior kolonial. Hal ini memungkinkan interaksi antara interior dan eksterior bangunan, menciptakan suasana yang nyaman dan alami. Taman, teras, dan balkon adalah contoh elemen yang menghubungkan ruang dalam dan luar. Penempatan yang strategis dari elemen-elemen ini akan menciptakan aliran sirkulasi udara yang baik, serta menciptakan ruang untuk bersantai dan menikmati alam sekitar.
Inspirasi dan Tren Modern
Desain eksterior kolonial, meskipun berakar pada gaya klasik, dapat diadaptasi untuk memenuhi tren modern. Integrasi unsur-unsur klasik dengan desain kontemporer menghasilkan tampilan yang menarik dan fungsional. Berikut beberapa inspirasi dan contoh penerapannya.
Contoh Desain Kolonial Modern
Beberapa contoh desain eksterior kolonial modern mengintegrasikan elemen klasik dengan material dan teknik modern. Hal ini menciptakan tampilan yang segar dan tetap mempertahankan karakteristik gaya kolonial.
- Rumah dengan Aksen Minimalis: Rumah dengan atap pelana klasik, namun menggunakan material modern seperti panel dinding berlapis kayu yang dikombinasikan dengan kaca. Hal ini menciptakan kesan modern yang elegan, tanpa meninggalkan jejak historis.
- Fasad dengan Sentuhan Kontemporer: Menggunakan warna-warna netral pada dinding dan atap, namun dengan detail jendela dan pintu yang terinspirasi gaya kolonial, akan memberikan tampilan yang modern dan berkelas. Penggunaan material seperti kayu jati yang diolah dengan finishing modern dapat meningkatkan kesan ini.
- Penggunaan Material Modern: Penggunaan material seperti baja, alumunium, atau kaca pada elemen tertentu seperti pagar atau pergola, akan memberikan sentuhan modern pada fasad rumah dengan gaya kolonial. Hal ini dapat memperkuat kesan modern tanpa menghilangkan ciri khas kolonial.
Adaptasi Elemen Kolonial untuk Kebutuhan Modern
Unsur-unsur desain kolonial dapat diadaptasi untuk memenuhi kebutuhan modern dengan beberapa pendekatan. Perubahan ini dapat berupa penyesuaian ukuran, fungsi, atau material, tanpa mengorbankan karakteristik estetika gaya kolonial.
- Penyesuaian Ukuran Ruang: Ruang-ruang yang lebih besar dan terbuka dapat diintegrasikan ke dalam desain kolonial, tanpa mengubah bentuk dasar bangunan. Misalnya, teras yang lebih luas atau ruang tamu yang terbuka ke taman.
- Peningkatan Fungsionalitas: Penggunaan teknologi modern dapat diintegrasikan ke dalam desain, seperti sistem pencahayaan otomatis atau panel surya, tanpa mengurangi kesan estetika kolonial. Contohnya, penempatan lampu taman yang modern, namun dengan desain yang terinspirasi elemen kolonial.
- Penggunaan Material Modern: Penggunaan material seperti panel dinding dari kayu komposit atau batu buatan yang tahan lama dan mudah dirawat dapat diterapkan pada bangunan dengan gaya kolonial, tanpa mengubah karakteristik visual yang diinginkan.
Daftar Inspirasi Desain
Berikut beberapa inspirasi desain yang mengintegrasikan unsur-unsur desain kolonial dalam konteks modern.
Inspirasi | Deskripsi |
---|---|
Rumah Kolonial dengan Aksen Minimalis | Menggunakan material modern, seperti panel dinding kaca, dan warna netral pada dinding dan atap, namun tetap mempertahankan detail arsitektur klasik kolonial. |
Rumah Kolonial dengan Sentuhan Industrial | Menggunakan material seperti besi dan kayu, namun dengan desain yang lebih minimalis dan modern. |
Rumah Kolonial dengan Sentuhan Tropis | Menggunakan material kayu, batu alam, dan tanaman hijau yang lebat untuk menciptakan suasana tropis yang elegan dan modern. |
Ilustrasi Visual Desain Kolonial Modern
Ilustrasi visual dapat berupa foto atau sketsa yang menampilkan desain eksterior kolonial modern. Bentuk atap, material dinding, detail jendela, dan pintu dapat disesuaikan untuk menampilkan desain yang modern dan berkarakter. Rumah dengan sentuhan warna-warna cerah dan penggunaan material yang modern juga dapat memberikan tampilan yang segar.
Terakhir
Kesimpulannya, desain eksterior kolonial menawarkan keindahan abadi dan fleksibilitas dalam adaptasi modern. Dengan memahami ciri khas masing-masing gaya, material, dan teknik konstruksinya, Anda dapat menciptakan ruang eksterior yang unik dan berkesan. Semoga artikel ini telah memberikan inspirasi dan wawasan yang berharga bagi Anda dalam merancang hunian impian Anda. Keindahan klasik tetap relevan dalam desain kontemporer, dan desain eksterior kolonial menjadi pilihan menarik untuk mewujudkan impian tersebut.
Informasi Penting & FAQ: Colonial Exterior Design
Apa perbedaan utama antara gaya Kolonial Amerika dan Kolonial Spanyol?
Kolonial Amerika seringkali ditandai dengan penggunaan material kayu yang lebih dominan, sementara Kolonial Spanyol lebih menekankan penggunaan bata dan ornamen dengan pengaruh Mediterania.
Bagaimana cara mengintegrasikan elemen desain kolonial ke dalam desain modern?
Anda dapat menggabungkan elemen dekoratif kolonial, seperti jendela dan pintu berbingkai klasik, dengan material modern dan warna-warna netral untuk menciptakan tampilan yang seimbang dan menarik.
Apa saja material bangunan yang umum digunakan dalam desain eksterior kolonial?
Material yang umum digunakan meliputi kayu, batu, bata, dan plester. Pemilihan material akan disesuaikan dengan gaya kolonial yang dipilih.